Sumber: http://eltelu.blogspot.com/2012/09/cara-membuat-tab-menu-horizontal.html#ixzz2D99YaIu8 expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Translate

Senin, 11 Maret 2013

Mengatasi Kaki Diabets atau Ganggren

Menangani Kaki Diabetes prioritas pertama  adalah mencegah terjadinya luka pada kaki. Jika anda memiliki luka, dokter andalan yang pertama-tama harus menilai apakah luka itu terjadi karena kerusakan saraf atau berkurangnya pasokan darah atau infeksi. Ini karena setiap faktor yang berkontribusi membutuhkan jenis perawatan yang berbeda.

“Penanganan ulkus diabetikum tidak selalu dilakukan dengan antibiotik. Hindari penggunaan antibiotik pada ulkus tanpa infeksi,” demikian saran dr. Anis. Jika kultur patogen menunjukkan angka di bawah 105 maka hal ini menunjukkan infeksi sudah tidak terjadi/wound healing.

Ketika ditanyakan tentang peran dressing dalam mengikat bakteri patogen, dokter yang bertugas di FKUI ini menyatakan bahwa dressing dapat mengikat dan mengangkat bakteri karena bakteri ada di dalam eksudat juga. Jadi, kalau eksudat terserap dan terangkat oleh dressing maka bakteri yang terdapat dalam eksudat tersebut ikut terangkat. “Pada penanganan luka kaki diabetik, harus selalu diusahakan untuk membuang jaringan nekrotik, menjaga luka tetap bersih dan lembab,” sarannya.

Pengendalian luka merupakan dasar dalam penanganan kaki diabetes. Pengendalian luka, seperti diterangkan dr. Em Yunir, dilakukan dengan membuang jaringan nekrotik, menangani eksudat, menggunakan dressing, menjaga proliferasi luka, dan menjaga proses penyembuhan luka dari trauma. Pembuangan jaringan nekrotik dapat dilaku­kan dengan debridement, baik secara mekanik, autolisis, kimiawi, maupun biologis. Berkaitan dengan penggunaan dressing, beliau menyatakan, ”Setiap membuka luka yang tertutup dressing, dokter harus mengevaluasi kondisi luka, apakah membaik atau tidak.” Bila belum membaik, mungkin dressing yang digunakan kurang sesuai dengan jenis dan kondisi luka sehingga harus diganti dengan yang lebih cocok, demikian ungkapnya.

Prof. dr. Chaula L. Sukasah, SpB, SpBP(K) sebagai pembicara. Penatalaksanaan kaki diabetik, menurut beliau, dilakukan dengan mengobati infeksi, melakukan vaskularisasi, mengevaluasi tekanan, mengendalikan gula darah, dan menatalaksana luka dengan baik. Pada luka kaki diabetik, luka diklasifikasi menurut warnanya. Hitam digunakan untuk menandai luka nekrotik, hijau untuk luka infeksi, kuning untuk luka bernanah, merah untuk luka bergranulasi, dan pink untuk luka yang sudah mengalami epitelisasi.

Prinsip penanganan luka kronik, menurut Prof. Chaula, dilakukan dengan melakukan debridement dan menggunakan dressing yang adekuat. “Penggunaan dressing harus disesuaikan dengan karakteristik luka dan dengan menerapkan prinsip utama: keep wound moist,” ungkapnya. Menjaga luka tetap lembab dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa langkah, misalnya jika luka kering maka dibuat menjadi lembab, jika luka mengandung eksudat maka diberikan absorbent contoh seperti foam dressing,Cutimed Siltec, jika luka nekrotik maka harus dilakukan debridement contoh autolisis debridement dengan pemberian Cutimed Gel, dan jika luka mengalami infeksi maka diberikan antimicrobial dressing contohnya Cutimed Sorbact.

Berkaitan dengan penggunaan dressing pada luka kaki diabetik ini, beliau menyatakan, ”Efektivitas dressing dalam menyembuhkan luka sangat tergantung pada ketepatan pemilihan dressing pada tiap jenis luka.” Tidak ada satu dressing pun yang dapat digunakan untuk semua jenis luka, karena luka sangat dinamis, tegasnya. Untuk memilih dressing yang paling sesuai dengan jenis luka, harus dilakukan penilaian terhadap luka tersebut. Penilaian tersebut meliputi kedalaman luka, kondisi bed luka, infeksi atau tidak, dan level eksudat. Hal yang juga harus diperhatikan adalah adanya nyeri, posisi luka, dan biaya yang harus dikeluarkan dalam proses penyembuhan luka.

Sumber : www.jurnalmedika.com
               http://penyakitgula.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar